Kesimpulan tersebut dihasilkan dalam penelitian terhadap 1.000 pasien transplantasi ginjal. Dalam laporan yang dimuat dalam Journal of the American Society of Nephrology, para ilmuwan mengatakan hasil studi ini bisa menjadi referensi bagi dokter untuk meningkatkan harapan hidup pasien.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan terus mengikuti kesehatan pasien selama lima tahun pascaoperasi. Menggunakan kalkulasi berdasarkan berat badan pendonor dan berat badan penerima ginjal, diketahui bahwa ginjal yang berukuran lebih kecil dibanding bobot tubuh penerima berisiko komplikasi.
Komplikasi tersebut antara lain naiknya tekanan darah, jaringan parut pada ginjal dan 55 persen risiko kegagalan pencangkokan dua tahun pascaoperasi. Mayoritas penerima cangkok dalam penelitian ini mendapat organ dari donor mati.
Profesor Jean Paul Soulillou, ketua peneliti, mengatakan, dari sudut pandang klinikal, hasil studi ini setara dengan proses identifikasi marker (penanda) untuk mengetahui tipe jaringan yang sesuai untuk mengurangi risiko penolakan. Faktor kesesuaian dan kecocokan antara jaringan donor dan penerima adalah masalah penting.
"Informasi ini sangat dibutuhkan bagi ribuan proses pencangkokan untuk meningkatkan angka harapan hidup," katanya.
Dalam 15 tahun terakhir ini, lebih dari 100.000 pencangkokan ginjal dilakukan di Amerika Serikat. Cangkok ginjal merupakan pilihan terbaik bagi mereka dengan gagal ginjal stadium akhir.
Sumber : www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar