Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatu apa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan mereka.
Pembuatan sabun adalah keahlian yang umum di Eropa di abad ke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup. Minyak nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi. Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.
Semakin hari perkembangan sabun semakin pesat, dan sabun pun sudah tidak menjadi barang mewah lagi.
Dan mengapa sekarang sabun berbusa?
Baiklah, pertanyaan tersebut akan segera terjawab.
Sebab sabun berbusa
Hal ini terjadi sekitar tahun 1879. Pada waktu itu, sabun mandi jika digosokkan ke tubuh tidak menimbulkan busa. Namun, suatu ketika, seorang pekerja di pabrik pembuatan sabun secara tidak sengaja meninggalkan mesin pembuat sabun bekerja saat sedang istirahat siang.
Konon, karena kecerobohan ini sabun yang tercipta pada saat mesin itu bekerja, menjadi bercampur dengan unsur udara. Tetapi, karena melihat tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, pabrik itu memutuskan tetap menjual sabun yang tercampur dengan unsur udara itu.
Kemudian, keajaiban terjadi. Sabun yang bercampur udara itu saat beredar di pasaran ternyata membuat sabun menjadi penuh gelembung dan busa saat digosokkan ke tubuh. Dan, tak disangka hal ini sangat disukai oleh konsumen sabun itu. Maka, kemudian banyak orang yang menanyakan sabun busa tersebut. Sebab, saat itu sabun itu memang tak banyak beredar di pasaran karena sebenarnya produk yang ‘salah cetak’. Akhirnya, karena kehebohan terjadi, sabun itu kemudian mulai diproduksi masal. Sabun itu kemudian diberi nama Ivory oleh perusahaan Proctor dan tak lama mulai disukai di seluruh dunia.
Sekali lagi, itulah bukti, bahwa adanya ketidaksengajaan pun, kadang bisa membawa berkah. Karena itu, jangan pernah merasa resah atau gelisah saat timbul masalah. Sebab, bisa jadi, itu justru berujung pada datangnya berkah.